Selasa, 16 Februari 2010


KEPEMIMPINAN

(DEFINISI) (1)

THE LEADER

: the

person responsible

for the productivity

of the employee and the work group

A LEADER

: an

individual

who influences others to act

toward a particular goal or end state

LEADERSHIP

: the

relationship

between

two or more

people

in which one attempts to influence the other toward the

accomplishment of some goal or goals

LEADERSHIP

: the

ability to influence

a group toward the

achievement of goals


KEPEMIMPINAN

(DEFINISI) (2)

The behavior of group individual when he is

directing activities of a group toward a shared goal

(Hemphill & Coons, 1957)

Interpersonal influence, exercised in situation and

directed, through the communication process,

toward the attainment a specified goal or goals

(Tannenbaum, Weschler, Massarik, 1961)

MANAGERIAL LEADERSHIP

: a process of

directing

and

influencing

the task-related

activities of group members


Peran Pemimpin

Kelompok

dalam

Secara umum pemimpin dalam kelompok

adalah bertanggung jawab dalam

menggerakkan aktivitas dan motivasi anggota

kelompok untuk mencapai tujuan bersama

Pemimpin bertanggung jawab atas seluruh

staffing, trainning

aktivitas

& aktivitas lain

(Mintzberg)


LEADERSHIP vs HEADSHIP

(HOMOMAN, 1986)

Headship

diberlakukan terhadap

leadership

kelompok sedangkan

disetujui oleh anggota kelompok.

Headship

diberlakukan tanpa meminta

persetujuan dari yang dipimpin

sehingga bisa jadi bertentangan dengan

aspirasi yang dipimpin


LEADERSHIP vs HEADSHIP

(HOMOMAN, 1986)

Headship

dilakukan melalui sistem

leadership

organisasi sedangkan

diberlakukan melalui individu yang

merupakan anggota kelompok

Leadership

bottom-up

lebih bersifat

Leadership

headship

bisa mencakup

dan

mencakup pula semua gaya kepemimpinan

yang dilakukan oleh pimpinan maupun atasan



LEADERSHIP & MANAJEMEN

Manajemen umumnya berorientasi pada sasaran,

mengkoordinasikan kegiatan banyak orang untuk

mencapai sasaran

Aspek hubungan antar manusia tidak dipandang

tercakup dalam proses manajemen

Leadership

cenderung merupakan permasalahan

hubungan interpersonal, dimana pengaruh maupun

power

dipengaruhi oleh perasaan para anggota

kelompok satu sama lain

Proses manajemen dapat dianggap sebagai suatu

leadership

roda dan

merupakankekuatanyang

menggerakan roda untuk berputar



EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

Kepribadian, pengalaman masa lalu, harapan

pemimpin

Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan

Harapan dan perilaku rekan

Harapan dan perilaku atasan

Iklim & kebijakan organisasi

Kebutuhan tugas



KEPEMIMPINAN

BUDAYA KERJA DI INDONESIA

BUDAYA KERJA KOLEKTIF

KEBERSAMAAN

MANUSIA

HOLISTIK

HOLISTIK

: tidak ada pemisahan yang jelas antara

kehidupan profesional dan kehidupan sosial

masyarakat

(KONSEPSI NASIONAL)

KONSEP KEPEMIMPINAN

:

ING MADYA MANGUN KARSA

ING NGARSA SUNG TULADA

TUT WURI HANDAYANI



KEPEMIMPINAN

STUDI CIRI KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

Rasa takut, malu & sungkan yang sangat tinggi

(HARTANTO, 1991)

Cenderung menghindari ketidakpastian

(HARTANTO, 1991)

Hormat pada atasan yang berperan pro-aktif dan

tidak diimbangi oleh sikap konsiderat atasan

(O.

PUTRO, 1991)

Kurang menyukai formalitas

(RUDITO, 1991)

(power distance)

Dimensi jarak kuasa

yang tinggi

(HARTANTO, 1986)



TEORI KEPEMIMPINAN

(1)

Great-manTheory:

Setiap jaman memiliki pemimpin besar.

Perubahan sosial terjadi karena para

pemimpin besar memulai & memimpin

perubahan & menghalangi orang lain yang

berusaha membawa masyarakat kearah yang

berlawanan

(James, 1980)



TEORI KEPEMIMPINAN

(2)

Trait Theory:

Pemimpin memiliki ciri-ciri kepribadian & karaktek

yang berbeda dengan orang kebanyakan

Contoh: kemampuan adaptasi terhadap situasi,

decisive

kepekaan sosial, ambisius, asertif, kooperatif,

,

dapat diandalkan, keinginan untuk mendominasi,

resistance

energik, percaya diri,

terhadap stres & mau

mengemban tanggung jawab



TEORI KEPEMIMPINAN

(3)

Situational Theory:

Kepemimpian dipengaruhi oleh situasi dimana faktor-

faktor tertentu dari situasi menentukan ciri-ciri

pemimpin yang sesuai untuk situasi tersebu

Munculnya pemimpin dalam suatu organisasi

tergantung pada aspek karakteristik birokrasi,

organisasi informal, karakteristik hubungan antara

atasan bawahan, rancangan tugas yang

memungkinkan individu mencapai aktualisasi diri dan

aspek kesesuaian antara sasaran organisasi dengan

(Bennis, 1981)

sasaran individual para anggotanya



TEORI KEPEMIMPINAN

(4)

Personal Situational Theory:

Situasi tidak memadai untuk memunculkan

pemimpin, pemimpin perlu

bantuan

(rekayasa) untuk dapat muncul

Kepemimpinan dihasilkan oleh ciri

kepribadian pemimpin, karakteristik kelompok

dan anggotanya dan kejadian yang dihadapi

pada saat itu

(Case, 1993)



TEORI KEPEMIMPINAN

(5)

Karakteristik Pemimpin

(Field-Dynamic Law -

Brown, 1936):

Diakui sebagai anggota kelompok

Memiliki hubungan interpersonal yang kuat

Beradaptasi dengan struktur hubungan yang

sudah ada

Memahami ke arah aman struktur akan berubah

Sadar bahwa makin kuat kepemimpinan maka

makin tidak bebas si pemimpin itu sendiri



TEORI KEPEMIMPINAN

(6)

Psikoanalysis Approach:

Perilaku kepemimpinan dengan mempelajari kanak-

kanak serta masa pertumbuhan pemimpin dalam

keluarganya

Figur ayah

sebagai sumber imajinasi gaya

kepemimpinan karena figur ayah merupakan sumber

rasa kasih sayang sekaligus rasa takut, perwujudan

super ego & sebagai saluran emosional bagi rasa

frustasi dari para pengikutnya

(Freud et all)



TEORI KEPEMIMPINAN

(7)

Psikoanalysis Approach:

Pemimpin kharismatik

muncul karena disamping

kebesaran

mereka pada saat yang

tepat

orang-

orang di sekelilingnya sedang membutuhkan

pertolongan dan atau tempat bergantung (Kets de

Vries, 1980)

Hubungan pemimpin pengikut seperti anggota

keluarga (ex: Mafia)



TEORI KEPEMIMPINAN

(8)

Political Approach:

Teori politik secara implisit maupun eksplisit telah

menjelaskan ciri dan persyaratan pemimpin yang

diinginkan

Humanistic Approach:

Pronsip demokrasi dan kebebasan individu

Teori X & Teori Y (Mc. Gregor), dll



TEORI KEPEMIMPINAN

(9)

Path Goal Theory:

Pemimpin akan berhasil apabila ia mampu

menunjukkan kepada bawahannya apa yang

akan diperoleh sebagai reward dan juga jalur

perilaku

yang harus dilakukan bawahan

(path)

untuk memperoleh reward tersebut

(Jones,

Evans, 1970)



TEORI KEPEMIMPINAN

(9)

Contingency Theory:

Efektivitas pimpinan yang berorientasi pada tugas

atau berorientasi pada relasi

(task oriented)

(relation

akan bergantung pada corak tuntutan

oriented)

situasi

(Fiedler)

Corak tuntutan situasi ditentukan oleh baik atau

tidaknya hubungan pimpinan-bawahan, kompleksitas

& kejelasan struktur tugas serta mudah-sulitnya

tugas tersebut dilaksanakan



TEORI KEPEMIMPINAN

(10)

Leader Role Theory:

Karakteristik individu & tuntutan situasi

menyebabkan pimpinan dengan corak

tertentu akan muncul

Pemimpin bertindak & berperilaku terhadap

apa yang diharapkan dari pimpinan dan

bagaimana persepsi pimpinan tentang peran

yang harus dijalankan



SITUASIONAL THEORY

HERSEY & BLANCHARD’S (1)

(maturity)

FOKUS

: tingkat kematangan

bawahan

MATURITY

The ability and willingness of people to

:

take resposibility for directing their own behavior

2 komponen:

JOB MATURITY

: Knowledge, ability, experience to perform

job tasks without direction from others

PSYCHOLOGICAL MATURITY

: willingness or motivation

to do something



SITUASIONAL THEORY

HERSEY & BLANCHARD’S (2)

M1

: People are both

unable and unwilling

to take

responsibility to do something, they are neither

competent nor confident

M2

: People are

unable but willing

to do necessary

job tasks, they are motivated but currently lack the

appropriate skills

M3

: People are

able but unwilling

to do what the

leader wants

M4

: People are both

able and willing

to do what is

asked of them



SITUASIONAL THEORY

HERSEY & BLANCHARD’S (3)

TELLING

(HIGH TASK - LOW RELATIONSHIP) : The leader defines

roles and tells people

what, how, when

and

where

to do various

tasks, it empasizes directive behavior

SELLING

(HIGH TASK - HIGH RELATIONSHIP) : The leader provides

both

directive

behavior and

supportive

behavior

PARTICIPATING

(LOW TASK - HIGH RELATIONSHIP) : The leader

and follower

share in decision making

, with the main role of the

leader being

facilitating and communicating

DELEGATING

(LOW TASK - LOW RELATIONSHIP) : The leader

provides

little direction or support



KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

(BURN,1978)

PEMIMPIN TRANSAKSIONAL:

Memotivasi bawahan melalui pemberian

imbalan

atas apa yang telah mereka lakukan

KARAKTERISTIK

:

1. Mengetahui keinginan bawahan

2. Memberikan imbalan atau janji

3. Responsif terhadap kepentingan bawahan



KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

(BURN,1978)

Asumsi

:

Bawahan mempunyai kemampuan untuk melakukan

usaha

Pimpinan transaksional memberitahukan

tugas yang harus dikerjakan agar bawahan

bisa memperoleh penghasilan tertentu



KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

(BURN,1978)

Kondisi eksternal :

Struktur lingkungan luar (baik, norma kuat, status

quo, sosial, ekonomi)

Kondisi perubahan (lambat, tidak stabil, ketidak

pastian rendah)

Kondisi pasar (stabil)

Pola hubungan kepemimpinan (orang tua/pimpinan

sebagai: pengawas, pengontrol, tidak ada ekspresi

kasih sayang)



KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

(BURN,1978)

Kondisi internal:

Struktur Organisasi (mekanistik, peraturan, prosedur

jelas, sentralisasi tinggi)

Teknologi Organisasi (teknologi proses, kontinue,

mass-production)

Sumber kekuasan & pola hubungan anggota

organisasi (sumber kekuasaaan di dalam struktur,

hubungan formal)

Tipe kelompok kerja (kerja tim, sifat pekerjaan

umumnya engineering)



KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL

(BURN,1978 & BASS, 1985)

(1)

PEMIMPIN TRANSFORMASIONAL :

Memotivasi bawahan untuk bekerja demi tercapai

sasaran organisasi dan memuaskan kebutuhan

mereka pada tingkat lebih tinggi

Proses Transformasi

:

mendorong dan meningkatkan kesadaran

bawahan serta menunjukkan cara untuk

mencapainya (sasaran tercapai)

mendahulukan kepentingan kelompok

meningkatkan kebutuhan bawahan



KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL

(BURN,1978 & BASS, 1985)

(2)

Akibat

:

Bawahan merasa percaya, kagum, loyal & respek

Bawahan termotivasi untuk berbuat lebih banyak

dari pada biasa yang dilakukan & diharapkan




KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL

(BASS, 1985) (3)

Karakteristik Perilaku

:

PERILAKU KHARISMATIK

:

Muncul dari perubahan situasi yang cepat, krisis & tekanan

Menggunakan pengaruh untuk mendukung imajinasi mereka

INSPIRASIONAL

:

Membangkitkan kualitas emosi, perasaan bersemangat,

mendorong instuisi, kebaikan pada diri orang lain



KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL

(BASS, 1985) (4)

STIMULASI INTELEKTUAL

:

Tujuan: Meningkatkan kemampuan bawahan, menekankan

logika, analisa, rasionalitas untuk menimbulkan inovasi, cara

baru menyelesaikan masalah, memahami konsep, berpikir

KONSIDERASI INDIVIDUAL

:

Mengekspresikan penghargaan pekerjaan untuk pekerjaan

yang dilakukan dengan baik

Mengkritik kelemahan bawahan secara konstruktif

Memberikan pekerjaan khusus sehingga percaya diri

bawahan naik

Mempergunakan bakat khusus bawahan dan memberikan

kesempatan untuk belajar



KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL

(BASS, 1985) (5)

Kondisi eksternal:

Struktur lingkungan luar (ada tekanan terhadap

situasi, ketidakpuasan masyarakat)

Kondisi perubahan (berubah cepat, bergejolak,

ketidakpastian)

Kondisi pasar (turbulen)

Pola hubungan kepemimpinan (orang tua:pemimpin)

sebagai penolong untuk mencapai tujuan, kasih

sayang, tidak ada jarak)



KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL

(BASS, 1985) (6)

Kondisi internal:

Struktur Organisasi (organik, prosedur adaptif,

otoritas tidak jelas, desentralisasi)

Teknologi Organisasi (teknologi batch)

Sumber kekuasan & pola hubungan anggota

organisasi (sumber kekuasaan penguasaan informasi,

hubungan informal)

Tipe kelompok kerja (kerja tim-variatif, sifat

pekerjaan umumnya yang memerlukan kreativitas

tinggi, craft:keahlian, heuristic:tidak terstruktur)



KEPEMIMPINAN KHARISMATIK

(WENNIS)

KARAKTERISTIK

KOMPETENSI :

Kemampuan merumuskan visi

Kemampuan memberikan komunikasi visi

dengan jelas, sehingga bawahan

terdorong untuk memberikan komitmen

Konsisten dan mampu dalam menjalankan

visi

Menyadari kekuatan sendiri (sebagai

modal sendiri)



KEPEMIMPINAN KHARISMATIK

(CONGER & KANUNGO, 1988)

KARAKTER KUNCI:

Percaya diri sendiri : kemampuan mengambil

keputusan & berpendapat

Visi : masa depan, tidak puas status quo

Kemampuan berkomunikasi : menjelaskan visi

Keyakinan kuat terhadap visi : menetapati komitmen,

resiko besar

Perilaku yang diluar kebiasaan : Sukses kekaguman

bawahan

Agen perubahan : Perubahan radikal secara hati-hati

Sensitivitas terhadap lingkungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar