KEPEMIMPINAN |
(DEFINISI) (1) |
THE LEADER |
: the |
person responsible |
for the productivity |
of the employee and the work group |
A LEADER |
: an |
individual |
who influences others to act |
toward a particular goal or end state |
LEADERSHIP |
: the |
relationship |
between |
two or more |
people |
in which one attempts to influence the other toward the |
accomplishment of some goal or goals |
LEADERSHIP |
: the |
ability to influence |
a group toward the |
achievement of goals |
KEPEMIMPINAN |
(DEFINISI) (2) |
The behavior of group individual when he is |
directing activities of a group toward a shared goal |
(Hemphill & Coons, 1957) |
Interpersonal influence, exercised in situation and |
directed, through the communication process, |
toward the attainment a specified goal or goals |
(Tannenbaum, Weschler, Massarik, 1961) |
MANAGERIAL LEADERSHIP |
: a process of |
directing |
and |
influencing |
the task-related |
activities of group members |
Peran Pemimpin |
Kelompok |
dalam |
Secara umum pemimpin dalam kelompok |
adalah bertanggung jawab dalam |
menggerakkan aktivitas dan motivasi anggota |
kelompok untuk mencapai tujuan bersama |
Pemimpin bertanggung jawab atas seluruh |
staffing, trainning |
aktivitas |
& aktivitas lain |
(Mintzberg) |
LEADERSHIP vs HEADSHIP |
(HOMOMAN, 1986) |
Headship |
diberlakukan terhadap |
leadership |
kelompok sedangkan |
disetujui oleh anggota kelompok. |
Headship |
diberlakukan tanpa meminta |
persetujuan dari yang dipimpin |
sehingga bisa jadi bertentangan dengan |
aspirasi yang dipimpin |
LEADERSHIP vs HEADSHIP |
(HOMOMAN, 1986) |
Headship |
dilakukan melalui sistem |
leadership |
organisasi sedangkan |
diberlakukan melalui individu yang |
merupakan anggota kelompok |
Leadership |
bottom-up |
lebih bersifat |
Leadership |
headship |
bisa mencakup |
dan |
mencakup pula semua gaya kepemimpinan |
yang dilakukan oleh pimpinan maupun atasan |
LEADERSHIP & MANAJEMEN |
Manajemen umumnya berorientasi pada sasaran, |
mengkoordinasikan kegiatan banyak orang untuk |
mencapai sasaran |
Aspek hubungan antar manusia tidak dipandang |
tercakup dalam proses manajemen |
Leadership |
cenderung merupakan permasalahan |
hubungan interpersonal, dimana pengaruh maupun |
power |
dipengaruhi oleh perasaan para anggota |
kelompok satu sama lain |
Proses manajemen dapat dianggap sebagai suatu |
leadership |
roda dan |
merupakankekuatanyang |
menggerakan roda untuk berputar |
EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN |
Kepribadian, pengalaman masa lalu, harapan |
pemimpin |
Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan |
Harapan dan perilaku rekan |
Harapan dan perilaku atasan |
Iklim & kebijakan organisasi |
Kebutuhan tugas |
KEPEMIMPINAN |
BUDAYA KERJA DI INDONESIA |
BUDAYA KERJA KOLEKTIF |
KEBERSAMAAN |
MANUSIA |
HOLISTIK |
HOLISTIK |
: tidak ada pemisahan yang jelas antara |
kehidupan profesional dan kehidupan sosial |
masyarakat |
(KONSEPSI NASIONAL) |
KONSEP KEPEMIMPINAN |
: |
ING MADYA MANGUN KARSA |
ING NGARSA SUNG TULADA |
TUT WURI HANDAYANI |
KEPEMIMPINAN |
STUDI CIRI KEPEMIMPINAN DI INDONESIA |
Rasa takut, malu & sungkan yang sangat tinggi |
(HARTANTO, 1991) |
Cenderung menghindari ketidakpastian |
(HARTANTO, 1991) |
Hormat pada atasan yang berperan pro-aktif dan |
tidak diimbangi oleh sikap konsiderat atasan |
(O. |
PUTRO, 1991) |
Kurang menyukai formalitas |
(RUDITO, 1991) |
(power distance) |
Dimensi jarak kuasa |
yang tinggi |
(HARTANTO, 1986) |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(1) |
Great-manTheory: |
Setiap jaman memiliki pemimpin besar. |
Perubahan sosial terjadi karena para |
pemimpin besar memulai & memimpin |
perubahan & menghalangi orang lain yang |
berusaha membawa masyarakat kearah yang |
berlawanan |
(James, 1980) |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(2) |
Trait Theory: |
Pemimpin memiliki ciri-ciri kepribadian & karaktek |
yang berbeda dengan orang kebanyakan |
Contoh: kemampuan adaptasi terhadap situasi, |
decisive |
kepekaan sosial, ambisius, asertif, kooperatif, |
, |
dapat diandalkan, keinginan untuk mendominasi, |
resistance |
energik, percaya diri, |
terhadap stres & mau |
mengemban tanggung jawab |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(3) |
Situational Theory: |
Kepemimpian dipengaruhi oleh situasi dimana faktor- |
faktor tertentu dari situasi menentukan ciri-ciri |
pemimpin yang sesuai untuk situasi tersebu |
Munculnya pemimpin dalam suatu organisasi |
tergantung pada aspek karakteristik birokrasi, |
organisasi informal, karakteristik hubungan antara |
atasan bawahan, rancangan tugas yang |
memungkinkan individu mencapai aktualisasi diri dan |
aspek kesesuaian antara sasaran organisasi dengan |
(Bennis, 1981) |
sasaran individual para anggotanya |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(4) |
Personal Situational Theory: |
Situasi tidak memadai untuk memunculkan |
pemimpin, pemimpin perlu |
bantuan |
(rekayasa) untuk dapat muncul |
Kepemimpinan dihasilkan oleh ciri |
kepribadian pemimpin, karakteristik kelompok |
dan anggotanya dan kejadian yang dihadapi |
pada saat itu |
(Case, 1993) |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(5) |
Karakteristik Pemimpin |
(Field-Dynamic Law - |
Brown, 1936): |
Diakui sebagai anggota kelompok |
Memiliki hubungan interpersonal yang kuat |
Beradaptasi dengan struktur hubungan yang |
sudah ada |
Memahami ke arah aman struktur akan berubah |
Sadar bahwa makin kuat kepemimpinan maka |
makin tidak bebas si pemimpin itu sendiri |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(6) |
Psikoanalysis Approach: |
Perilaku kepemimpinan dengan mempelajari kanak- |
kanak serta masa pertumbuhan pemimpin dalam |
keluarganya |
Figur ayah |
sebagai sumber imajinasi gaya |
kepemimpinan karena figur ayah merupakan sumber |
rasa kasih sayang sekaligus rasa takut, perwujudan |
super ego & sebagai saluran emosional bagi rasa |
frustasi dari para pengikutnya |
(Freud et all) |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(7) |
Psikoanalysis Approach: |
Pemimpin kharismatik |
muncul karena disamping |
kebesaran |
mereka pada saat yang |
tepat |
orang- |
orang di sekelilingnya sedang membutuhkan |
pertolongan dan atau tempat bergantung (Kets de |
Vries, 1980) |
Hubungan pemimpin pengikut seperti anggota |
keluarga (ex: Mafia) |
|
TEORI KEPEMIMPINAN |
(8) |
Political Approach: |
Teori politik secara implisit maupun eksplisit telah |
menjelaskan ciri dan persyaratan pemimpin yang |
diinginkan |
Humanistic Approach: |
Pronsip demokrasi dan kebebasan individu |
Teori X & Teori Y (Mc. Gregor), dll |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(9) |
Path Goal Theory: |
Pemimpin akan berhasil apabila ia mampu |
menunjukkan kepada bawahannya apa yang |
akan diperoleh sebagai reward dan juga jalur |
perilaku |
yang harus dilakukan bawahan |
(path) |
untuk memperoleh reward tersebut |
(Jones, |
Evans, 1970) |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(9) |
Contingency Theory: |
Efektivitas pimpinan yang berorientasi pada tugas |
atau berorientasi pada relasi |
(task oriented) |
(relation |
akan bergantung pada corak tuntutan |
oriented) |
situasi |
(Fiedler) |
Corak tuntutan situasi ditentukan oleh baik atau |
tidaknya hubungan pimpinan-bawahan, kompleksitas |
& kejelasan struktur tugas serta mudah-sulitnya |
tugas tersebut dilaksanakan |
TEORI KEPEMIMPINAN |
(10) |
Leader Role Theory: |
Karakteristik individu & tuntutan situasi |
menyebabkan pimpinan dengan corak |
tertentu akan muncul |
Pemimpin bertindak & berperilaku terhadap |
apa yang diharapkan dari pimpinan dan |
bagaimana persepsi pimpinan tentang peran |
yang harus dijalankan |
SITUASIONAL THEORY |
HERSEY & BLANCHARD’S (1) |
(maturity) |
FOKUS |
: tingkat kematangan |
bawahan |
MATURITY |
The ability and willingness of people to |
: |
take resposibility for directing their own behavior |
2 komponen: |
JOB MATURITY |
: Knowledge, ability, experience to perform |
job tasks without direction from others |
PSYCHOLOGICAL MATURITY |
: willingness or motivation |
to do something |
SITUASIONAL THEORY |
HERSEY & BLANCHARD’S (2) |
M1 |
: People are both |
unable and unwilling |
to take |
responsibility to do something, they are neither |
competent nor confident |
M2 |
: People are |
unable but willing |
to do necessary |
job tasks, they are motivated but currently lack the |
appropriate skills |
M3 |
: People are |
able but unwilling |
to do what the |
leader wants |
M4 |
: People are both |
able and willing |
to do what is |
asked of them |
SITUASIONAL THEORY |
HERSEY & BLANCHARD’S (3) |
TELLING |
(HIGH TASK - LOW RELATIONSHIP) : The leader defines |
roles and tells people |
what, how, when |
and |
where |
to do various |
tasks, it empasizes directive behavior |
SELLING |
(HIGH TASK - HIGH RELATIONSHIP) : The leader provides |
both |
directive |
behavior and |
supportive |
behavior |
PARTICIPATING |
(LOW TASK - HIGH RELATIONSHIP) : The leader |
and follower |
share in decision making |
, with the main role of the |
leader being |
facilitating and communicating |
DELEGATING |
(LOW TASK - LOW RELATIONSHIP) : The leader |
provides |
little direction or support |
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL |
(BURN,1978) |
PEMIMPIN TRANSAKSIONAL: |
Memotivasi bawahan melalui pemberian |
imbalan |
atas apa yang telah mereka lakukan |
KARAKTERISTIK |
: |
1. Mengetahui keinginan bawahan |
2. Memberikan imbalan atau janji |
3. Responsif terhadap kepentingan bawahan |
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL |
(BURN,1978) |
Asumsi |
: |
Bawahan mempunyai kemampuan untuk melakukan |
usaha |
Pimpinan transaksional memberitahukan |
tugas yang harus dikerjakan agar bawahan |
bisa memperoleh penghasilan tertentu |
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL |
(BURN,1978) |
Kondisi eksternal : |
Struktur lingkungan luar (baik, norma kuat, status |
quo, sosial, ekonomi) |
Kondisi perubahan (lambat, tidak stabil, ketidak |
pastian rendah) |
Kondisi pasar (stabil) |
Pola hubungan kepemimpinan (orang tua/pimpinan |
sebagai: pengawas, pengontrol, tidak ada ekspresi |
kasih sayang) |
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL |
(BURN,1978) |
Kondisi internal: |
Struktur Organisasi (mekanistik, peraturan, prosedur |
jelas, sentralisasi tinggi) |
Teknologi Organisasi (teknologi proses, kontinue, |
mass-production) |
Sumber kekuasan & pola hubungan anggota |
organisasi (sumber kekuasaaan di dalam struktur, |
hubungan formal) |
Tipe kelompok kerja (kerja tim, sifat pekerjaan |
umumnya engineering) |
KEPEMIMPINAN |
TRANSFORMASIONAL |
(BURN,1978 & BASS, 1985) |
(1) |
PEMIMPIN TRANSFORMASIONAL : |
Memotivasi bawahan untuk bekerja demi tercapai |
sasaran organisasi dan memuaskan kebutuhan |
mereka pada tingkat lebih tinggi |
Proses Transformasi |
: |
mendorong dan meningkatkan kesadaran |
bawahan serta menunjukkan cara untuk |
mencapainya (sasaran tercapai) |
mendahulukan kepentingan kelompok |
meningkatkan kebutuhan bawahan |
KEPEMIMPINAN |
TRANSFORMASIONAL |
(BURN,1978 & BASS, 1985) |
(2) |
Akibat |
: |
Bawahan merasa percaya, kagum, loyal & respek |
Bawahan termotivasi untuk berbuat lebih banyak |
dari pada biasa yang dilakukan & diharapkan |
KEPEMIMPINAN |
TRANSFORMASIONAL |
(BASS, 1985) (3) |
Karakteristik Perilaku |
: |
PERILAKU KHARISMATIK |
: |
Muncul dari perubahan situasi yang cepat, krisis & tekanan |
Menggunakan pengaruh untuk mendukung imajinasi mereka |
INSPIRASIONAL |
: |
Membangkitkan kualitas emosi, perasaan bersemangat, |
mendorong instuisi, kebaikan pada diri orang lain |
KEPEMIMPINAN |
TRANSFORMASIONAL |
(BASS, 1985) (4) |
STIMULASI INTELEKTUAL |
: |
Tujuan: Meningkatkan kemampuan bawahan, menekankan |
logika, analisa, rasionalitas untuk menimbulkan inovasi, cara |
baru menyelesaikan masalah, memahami konsep, berpikir |
KONSIDERASI INDIVIDUAL |
: |
Mengekspresikan penghargaan pekerjaan untuk pekerjaan |
yang dilakukan dengan baik |
Mengkritik kelemahan bawahan secara konstruktif |
Memberikan pekerjaan khusus sehingga percaya diri |
bawahan naik |
Mempergunakan bakat khusus bawahan dan memberikan |
kesempatan untuk belajar |
KEPEMIMPINAN |
TRANSFORMASIONAL |
(BASS, 1985) (5) |
Kondisi eksternal: |
Struktur lingkungan luar (ada tekanan terhadap |
situasi, ketidakpuasan masyarakat) |
Kondisi perubahan (berubah cepat, bergejolak, |
ketidakpastian) |
Kondisi pasar (turbulen) |
Pola hubungan kepemimpinan (orang tua:pemimpin) |
sebagai penolong untuk mencapai tujuan, kasih |
sayang, tidak ada jarak) |
KEPEMIMPINAN |
TRANSFORMASIONAL |
(BASS, 1985) (6) |
Kondisi internal: |
Struktur Organisasi (organik, prosedur adaptif, |
otoritas tidak jelas, desentralisasi) |
Teknologi Organisasi (teknologi batch) |
Sumber kekuasan & pola hubungan anggota |
organisasi (sumber kekuasaan penguasaan informasi, |
hubungan informal) |
Tipe kelompok kerja (kerja tim-variatif, sifat |
pekerjaan umumnya yang memerlukan kreativitas |
tinggi, craft:keahlian, heuristic:tidak terstruktur) |
KEPEMIMPINAN KHARISMATIK |
(WENNIS) |
KARAKTERISTIK |
KOMPETENSI : |
Kemampuan merumuskan visi |
Kemampuan memberikan komunikasi visi |
dengan jelas, sehingga bawahan |
terdorong untuk memberikan komitmen |
Konsisten dan mampu dalam menjalankan |
visi |
Menyadari kekuatan sendiri (sebagai |
modal sendiri) |
KEPEMIMPINAN KHARISMATIK |
(CONGER & KANUNGO, 1988) |
KARAKTER KUNCI: |
Percaya diri sendiri : kemampuan mengambil |
keputusan & berpendapat |
Visi : masa depan, tidak puas status quo |
Kemampuan berkomunikasi : menjelaskan visi |
Keyakinan kuat terhadap visi : menetapati komitmen, |
resiko besar |
Perilaku yang diluar kebiasaan : Sukses kekaguman |
bawahan |
Agen perubahan : Perubahan radikal secara hati-hati |
Sensitivitas terhadap lingkungan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar