Senin, 07 Desember 2009
PEMERINTAH VS POLEMIK ANAK JALANAN
Pemerintah Serang selama ini selalu mengabaikan keberadaan mereka, undang-undang yang mengatur tentang hal ini kini hanya alat simbolis belaka, padahal sudah dicantumkan secara jelas dalam UUD 1945, bahwa “anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya, seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Right of the Child(Konvensi tentang hak-hak Anak). Sesungguhnya kualitas hidup dan masa depan anak-anak sangat memperihatinkan, padahal mereka adalah aset, investasi SDM dan sekaligus tumpuan masa depan bangsa. Jika kondisi dan kualitas hidup anak kita memprihatinkan, berarti masa depan bangsa dan negara juga kurang menggembirakan. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, sebagian dari anak bangsa kita mengalami lost generation (generasi yang hilang). Pemerintah hanya memberikan janji – janji yang tak pernah direalisasikan, UU yang mengatur tentang masalah ini hanya menjadi alat dan symbol politis belaka. UU tersebut tidak pernah direalisasikan sesuai dengan isinya. Namun pemerintah sama sekali tidak melakukan tindakan konkret untuk mengatasi masalah ini. Mereka hanya memberikan janji – janji yang tidak pernah direalisasikan, karena sesungguhnya jika kita perhatikan, wajah – wajah politisi Indonesia merupakan wajah – wajah lama yang pada dasarnya sudah memiliki paham yang menindas. Hal ini lah yang membuat permasalahan seperti ini tidak pernah terselesaikan. Mereka – mereka yang berada diatas sana hanya mementingkan kepentingan individu dan kepentingan golongan, mereka tidak pernah memperhatikan masyarakat – masyarakat bawah yang juga memiliki peran dalam pembangunan negara kita ini. Sungguh sangat memilukan jika kita melihat para pejabat menggunakan mobil - mobil mewah, dengan harga yang tidak murah. Namun jika kita melihat ke jalan, anak - anak yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah masih mengemis dan memungut sampah - sampah dari pinggir jalan. Dimanakah hati nurani mereka para petinggi bangsa? apakah nurani mereka sudah tertutupi oleh nafsu syahwat duniawi mereka? mereka yang seharusnya mensejahterakan rakyat namun pada kenyataanya mereka hanya mensejahterakan dirinya sendiri. Uang – uang Negara yang seharusnya menjadi hak rakyat, mereka gunakan untuk kepentingan pribadi. Sistem politik Indonesia memang sudah kental akan korupsi dan kolusi, makanya masalah – masalah seperti ini selalu saja menjadi polemik bangsa. Jika kita hanya mengandalkan pemerintah, tentu saja masalah ini tidak akan pernah terselesaikan. Maka dari itu sangatlah diperlukan peran kita semua dalam mengatasi masalah ini, perhatian yang lebih sangat dibutuhkan bagi anak-anak jalanan yang pada dasarnya memiliki tingkat ekonomi yang rendah. Pendidikan gratis dan kehidupan yang layak berhak mereka dapatkan. Mereka juga anak bangsa, mereka juga berhak mendapatkan hak-hak mereka sebagai warga negara Indonesia untuk diperlakukan dengan selayak-layaknya. Mereka adalah generasi penerus bangsa yang akan meneruskan cita – cita bangsa, jika generasi penerus bangsa kita hancur, maka negara kita pun akan hancur. Meskipun pekerjaan yang mereka lakukan selalu dianggap hina dan dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat, namun sebenarnya mereka sangat berjasa bagi kita, tanpa mereka mungkin negara kita akan penuh dengan sampah-sampah akibat ulah tangan kita yang tidak bertanggung jawab. Berkat tangan – tangan kecil mereka kita terhindar dari bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh sampah. Mereka sangat berjasa bagi kita, maka dari itu kepedulian dari kita semua sangat dibutuhkan dalam menyelasaikan polemik ini.
Menurut saya, anak – anak jalanan tidak besalah, statement yang menyatakan bahwa mereka adalah sampah masyarakat itu tidaklah benar, mereka hanya korban dari kerasnya kehidupan kota, pemerintah lah yang sebenarnya adalah sampah merekalah yang bersalah. Mereka yang seharusnya mensejahterakan rakyat miskin namun pada kenyataanya mereka hanya mensejahterakan kantong pribadi.
Untuk menyelesaikan masalah ini kita semua dituntut berperan aktif. Salah satu hal kecil yang bisa kita lakukan untuk membantu anak-anak kecil yang bekerja sebagai pengamen cilik, pedagang asongan, pengemis, dan lain sebagainya di jalanan adalah dengan tidak memberi mereka uang serta memberi tahu orang lain untuk tidak memberi juga walaupun merasa sangat kasihan.Apabila tidak ada satu orang pun yang memberi mereka uang, maka anak-anak jalanan tersebut tidak akan ada. Alangkah lebih baik jika uang tersebut kita kumpulkan untuk membantu biaya pendidikan mereka daripada kita membantu biaya foya-foya preman yang mempekerjapaksa anak di bawah umur, biaya hidup orangtua yang memaksa anaknya bekerja di jalan sedangkan mereka hanya melihat dari jauh, dan lain sebagainya. Jika mereka terbiasa mendapat uang mudah dari bekerja di jalan, maka mereka setelah besar / dewasa kelak akan tetap menjadi pekerja jalanan.
Menurut saya pribadi pemerintah pun harus dituntut berperan aktif dalam penyelesaian masalah ini, dengan membawa pengemis dan kaum marjinal lainnya ke Depsos atau Panti Rehabilitasi, disana mereka akan diberikan bimbingan, pelatihan dan penunjang lainya. Disana mereka akan disekolahkan melalui sekolah nonformal yang mana sekolah nonformal ini tidak seperti sekolah pada umumnya. Agar mereka dapat menggali potensi dirinya masing – masing dalam bentuk hal kesenian, baik itu seni lukis, seni tari, seni musik dan lain – lain. Sehingga mereka memiliki skill atau kemampuan untuk bertahan hidup.
Mereka sehari – harinya akan diisi oleh hal – hal yang positif yang dibimbing oleh tenaga ahli dibidangnya. Oleh para pengelola mereka akan ditargetkan dalalm beberpa waktu harus menguasai bidang tersebut. Bila sudah menguasai bidang terebut oleh pengelola mereka akan dikirim ke lembaga tenaga kerja, sehingga mereka tidak kembali lagi turun ke jalan agar semuanya menjadi manusia yang lebih produktif berguna dirinya dan orang lain.
Semoga akan terlahir generasi bangsa yang maju dan berpotensi, yang mampu membawa Indonesia kepada kemakmuran dan kesejahteraan. Saya pribadi tidak peduli sistem pemerintahan apa yang akan digunakan, yang penting bisa mengantarkan Indonesia kepada kemakmuran dan kesejahteraan yang adil. Hapuskan korupsi dan kolusi di Indonesia yang membuat rakyat tersiksa. Terapkan sistem dari rakyat untuk rakyat. Masalah negara adalah masalah kita bersama. Sejahterakanlah masyarakat Indonesia.
Kamis, 26 November 2009
Cinta adalah suatu perasaan suci yang timbul dari dalam hati, cinta adalah suatu ketulusan, bukan suatu keterpaksaan. Cinta adalah saling memahami dan saling mengerti, dengan cinta kita semua akan dapat saling memahami pribadi masing-masing. Cinta didasarkan atas persamaan dan kebebasan. Jika ia didasarkan pada pembawahan (subordinasi) dan menghilangkan integritas pasangannya, yang demikian adalah ketergantungan masokistis, tak peduli bagaimana hubungan itu dirasionalisasikan. Sadisme juga sering menyamar sebagai cinta. Untuk menguasai orang lain, jika ia dapat mengatakan menguasai orang lain adalah demi orang itu sendiri, seringkali muncul ungkapan-ungkapan cinta, tetapi hakikatnya adalah kenikmatan menguasai. Jika cinta sudah disalah gunakan, akan terjadi suatu kesesatan.
Minggu, 22 November 2009
Komunitas Punk
Komunitas punk kini sudah biasa kita temui dihampir setiap kota di Indonesia, anak-anak punk yang rata-rata hidup dijalanan kini jumlahnya semakin banyak dan semakin meningkat. Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Saya pun pernah masuk ke dalam komunitas punk, menurut saya komunitas punk yang ada di Indonesia hanyalah sebuah hasil karya dari penyimpangan budaya dan hanyalah sebuah budaya tiruan. Memang hampir seluruh anak punk memilik paham kebebasan atau paham anarchy, tapi tidak semua anak punk yang hidup dijalanan melakukan kriminal dan kekerasan. Ada anak punk yang bahkan berasal dari keluarga yang kaya dan mapan. Paham punk kini sudah berkembang, tidak hanya paham kebebasan namun kini punk sudah menjadi sebuah sebuah yang mencakup segala aspek baik sosial ataupun seni. Bahkan ketika terjadi bencana di Padang, banyak anak punk yang menggalang dana sosial untuk membantu mereka yang tertimpa bencana, mereka menggunakan seni untuk mendapatkan dana, mereka bermain band dan mereka mengamen, bahkan ada anak punk yang melakukan aksi theaterical untuk menggalang dana. Jadi jangan membuat paham streotip bahwa punk adalah komunitas begajulan yang selalu membuat kekacauan, mereka juga manusia, jadi mereka pun juga punya hati.
jeram hidup
Kisah sepasang bola mata
Sabtu, 21 November 2009
Kaum skinhead di Indonesia
Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias working class. Para pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.
Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.
Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records. Ada 3 macam skinhead :
1.Traditional skinhead :
Skinhead ini masih menganut paham subculture antara Mods Inggris dengan orang jamaica di inggris. Traditional skinhead tidak menganut Fasisme dan tidak ikut campur dalam masalah politik. Lebih banyak mendengarkan trojan reggae dll.
2.SHARP(Skinhead Against Racial Prejudice ):
Sesuai namanya kelompok skinhead yang ini benar-benar anti banget dengan perbedaan ras,warna kulit ,agama,dll. Yang membedakan mereka dengan Traditional skinhead Sharp lebih mengarah ke politik, kebanyakan dari mereka juga ikut masuk ANTIFA(anti fascist Action).
3.Bonehead:
Ini Dia SS Nazi, Adolf Hitler, White Pride, National Front, Mussolini, pokoknya RASISME ,Hollocaust,Anti Juden?Jewish (yahudi), mereka percaya mereka punya derajat yang paling tinggi diantara semua kalangan manusia. Mereka orang2 caucassian (orang2 kulit putih ) Mereka penganut Marxisme ,Darwinisme, Mereka menamakan ras mereka sebagai Ras Superior Spartan. Dimana orang kulit putih derajat diatas orang kulit ,kuning,hitam,dll.
Sang pengais jalanan
Pemulung atau yang biasa disebut gembel kini sudah bukan merupakan pemandangan asing lagi jika kita sedang berada di kota-kota besar, khususnya
Menurut saya pribadi dengan membawa pengemis dan kaum marjinal lainnya ke Depsos atau Panti Rehabilitasi pertama – tama mereka akan didata terlebih dahulu satu – persatu setelah itu mereka akan diberikan bimbingan, pelatihan dan penunjang lainya. Disana mereka akan disekolahkan melalui sekolah nonformal yang mana sekolah nonformal ini tidak seperti sekolah pada umumnya. Agar mereka dapat menggali potensi dirinya masing – masing dalam bentuk hal kesenian, baik itu seni lukis, seni tari, seni musik dan lain – lain. Sehingga mereka memiliki skill atau kemampuan untuk bertahan hidup.
Mereka sehari – harinya akan diisi oleh hal – hal yang positif yang dibimbing oleh tenaga ahli dibidangnya. Oleh para pengelola mereka akan ditargetkan dalalm beberpa waktu harus menguasai bidang tersebut. Bila sudah menguasai bidang terebut oleh pengelola mereka akan dikirim ke lembaga tenaga kerja, sehingga mereka tidak kembali lagi turun ke jalan agar semuanya menjadi manusia yang lebih produktif berguna dirinya dan orang lain.